Ahlan Wa Sahlan... Semoga senantiasa memperoleh rahmat dari-NYA...

Thursday, January 26, 2012

Peralatan di Laboratorium Kimia




Gelas Kimia (beaker)
berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.


Fungsi :
1. Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat  ketelitian yang tinggi
2. Menampung zat kimia
3. Memanaskan cairan
4. Media pemanasan cairan


Labu Erlenmeyer 
berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala  sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi :
  1. Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
  2. Menampung filtrat hasil penyaringan
  3. Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi




Gelas ukur 
berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi :
Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu




Pipet 
alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas. Jenisnya :
  • Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.
  • Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat.
  • Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.



Buret 
berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.
Fungsi :
Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.



Tabung reaksi 
berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.
Fungsi :
1. Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
2. Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil


Kaca arloji 
terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
Fungsi :
1. Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
2. Tempat saat menimbang bahan kimia
3. Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator


Corong 
terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.
Fungsi :
Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.



Cawan 
terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan.



Mortar dan pestle 
terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.



Spatula  
berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium.
Fungsi :
1. Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan
2. Dipakai untuk mengaduk larutan


Batang pengaduk 
terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia.



Labu ukur 
berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L.
Fungsi :
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.

Cara menggunakan :
Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.


Labu bundar 
berupa labu dengan leher yang panjang, alasnya ada yang bundar, ada yang rata. Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 oC.Ukurannya mulai dari 250 mL sampai 2000 mL.
Fungsi :
Untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.




Corong Buchner 
berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan berdiameter besar. Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk menyaring sampel agar lebih cepat kering. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang diameternya sama dengan diameter corong.




Erlenmeyer Buchner 
berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai untuk menampung cairan hasil filtrasi.

Cara menggunakannya :
Diawali dengan memasang corong Buchner di leher labu, pasang selang yang tersambung ke pompa vakum pada bagian yang menonjol.


Corong pisah 
berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak di sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari kaca.
Fungsi :
Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi.

Cara menggunakannya :
campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup dalam keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horisontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian bawah melalui katup secara pelan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.






Desikator 
berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel.
Fungsi :
§    Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air
§    Mengeringkan padatan

Cara menggunakannya :
o      Dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping.
o      Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama.

*Keterangan :
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 105 oC sampai warnanya kembali biru.



Cawan petri 
berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas. Berfungsi sebagai wadah menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi.





Botol semprot 
berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Berfungsi sebagai tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya dengan menekan badan botol sampai airnya keluar.
  


Kawat kasa 
kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.




Kaki tiga 
besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.




Bunsen / pembakar spiritus  
digunakan untuk memanaskan bahan kimia.




Bola hisap 
digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).




Statif 
terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.








Neraca analisis 
digunakan untuk menimbang padatan kimia.



Continue Reading...>>

Wednesday, January 18, 2012

.: About Chemical Synthesis :.


Term “Sintesis” berasal dari bahasa Yunani: Synthesis (syn yang berarti tambah dan thesis yang berarti posisi). Jadi, sintesis adalah suatu proses penggabungan dua atau lebih elemen sederhana membentuk elemen baru yang lebih kompleks.



Dalam bidang kimia, sintesis kimia merupakan kegiatan melakukan reaksi kimia untuk menghasilkan suatu produk yang melibatkan satu reaksi atau lebih. Sintesis kimia memungkinkan untuk membuat zat-zat baru sesuai dengan kebutuhan yang ada. Sintesis kimia dimulai dengan pemilihan precursor yang sesuai sehingga dihasilkan produk sintesis seperti yang diinginkan. Berdasarkan senyawa targetnya, sintesis kimia dibedakan menjadi 2, yaitu sintesis anorganik dan sintesis organik.
Sintesis anorganik adalah pembentukan molekul anorganik melalui proses kimia. Terdapat beberapa metode sintesis anorganik, di antaranya metode sol gel, kopresipitasi, hidrotermal, solid state, dan metode refluk. Karena struktur senyawa anorganik lebih sederhana, sintesis anorganik telah berkembang pesat. Umumnya sintesis anorganik digunakan untuk membuat katalis, senyawa kompleks, keramik, material superkonduktor dan sebagainya.
Adapun sintesis organik adalah konstruksi molekul organik melalui proses kimia yang merupakan salah satu aspek kimia organik yang penting, yang melibatkan pemutusan dan pembentukan ikatan karbon-karbon baru atau perubahhan gugus fungsi. Molekul organik yang awalnya diyakini hanya bisa diperoleh dari makhluk hidup ternyata juga bisa dibuat dalam laboratorium. Tapi tidak seperti sintesis anorganik, sintesis organik tergolong lebih rumit karena molekulnya lebih kompleks. Sintesis organik diaplikasikan untuk memproduksi obat-obatan, kosmetik, pewarna, perwangi/perasa dan sebagainya.




Continue Reading...>>

Wednesday, January 4, 2012

Mengenal Kimia “Chemistry” Lebih Dalam Lagi



Jika Anda yang baru mengenal KIMIA, mungkin ilmu ini terkesan sangat menyeramkan. Mungkin yang terlintas dibenak Anda adalah seabrek rumus-rumus kimia yang membuat kepala berputar lebih cepat (pusing, red) maupun bahan-bahan berbahaya, seperti BOM, Pengawet dan Pewarna buatan.

Kimia bukanlah sesuatu yang hanya dikerjakan di laboratorium. Pada dasarnya, setiap orang dapat memahami kimia dan mengerjakan kimia. Pernahkah Anda berfikir bahwa Anda hidup di antara bahan-bahan kimia dan proses kimia??? Mulai dari unsur pembentuk tubuh dan berbagai aktifitas manusia tidak terlepas dari proses kimia. Bernapas, makan, memasak, merupakan bagian dari proses kimia. Udara yang kita hirup (oksigen), Nasi yang kita makan (karbohidrat), Baju, kertas, sabun yang kita pakai, semuanya merupakan bahan kimia.



Jadi, Apa sih sebenarnya KIMIA itu……..???



Kimia (dari bahasa Arab كيمياء "seni transformasi" dan bahasa Yunani χημεία khemeia "alkimia") adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksinya untuk membentuk materi baru yang ditemukan sehari-hari. Perubahn materi menjadi materi lain inilah yang disebut dengan perubahan kimia atau reaksi kimia.



Sering kali kimia disebut sebagai "center of science" karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, forensik, polimer dan sebagainya.


Cabang-cabang Kimia


Ilmu Kimia memiliki banyak cabang dan sub cabang bahkan antara cabang yang satu dengan yang lain kadang kala saling overlap, mempelajari satu cabang sangat terkait dengan cabang ilmu yang lain. Adapun cabang ilmu kimia diantaranya:

  • Kimia Analisa, yaitu cabang ilmu kimia yang mempelajari teknik analisa materi untuk menentukan komposisi dan struktur dari materi. Kimia analisa juga mempelajari cara analisa standart dan metode penelitian standart yang nantinya akan dipakai oleh cabang ilmu kimia yang lain.
  • Kimia Anorganik, mempelajari senyawa anorganik, seperti garam beserta sifat dan reaksi senyawa-senyawa tersebut. Sub cabang kimia anorganik: Kimia katalis, kimia kompleks, kimia organologam, mineralogi dan sebagainya.
  • Kimia Organik, mempelajari karbon dan senyawa-senyawanya serta sifat, struktur, mekanisme, dan reaksi senyawa organik. Sub cabang kimia organik: Kimia bahan alam, geokimia organik, dan sintesis organik
  • Biokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari zat-zat kimia, reaksi kimia, dan interaksi zat-zat yang terdapat di dalam makhluk hidup.
  • Kimia Fisika adalah cabang ilmu kimia yag mempelajari sifat fisika dan sifat dasar materi dari suatu sistem kimia atau proses kimia. Fokus kimia fisika umumnya berkisar energi dan sifat termodiamik suatu sistem. Sub cabang kimia fisik: kinetika kimia, elektrokimia, spektroskopi, dan termokimia.



Apa saja yang dilakukan oleh Ahli kimia sepanjang hari…??



Kegiatan ahli kimia (alchemist) dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok.
1. ahli kimia (alchemist) menganalisis zat
2. ahli kimia (alchemist) mensintesis zat baru
3. ahli kimia (alchemist) membuat model dan menguji kekuatan prediksi suatu teori
4. ahli kimia (alchemist) mengukur sifat fisika suatu zat




Perbedaan Kimia Murni dengan Teknik Kimia


Untuk membandingkan kedua bidang tersebut, dapat ditinjau dari beberapa aspek:

Berdasarkan ilmu yang dipelajari

Sebagaimana yang disebutkan di atas, ilmu kimia (chemistry) adalah ilmu yang menyelidiki sifat dan struktur zat, serta interaksi antara materi-materi penyusun zat. Sedangkan teknik kimia (chemical engineering) adalah ilmu yang mempelajari rekayasa untuk menghasilkan sesuatu (produk) yang bisa digunakan untuk keperluan manusia, berlandaskan pengetahuan ilmu kimia.

Berdasarkan sifat keilmuan

Salah satu kegiatan dalam ilmu kimia adalah eksplorasi, yaitu mencari zat atau reaksi baru. Sementara itu, teknik kimia tidak berupaya mengembangkan zat, struktur, atau reaksi baru, tetapi ia mengaplikasikan dan mengembangkan yang sudah ada.

Berdasarkan Orientasi dan target skala

Seorang ahli kimia (alchemist) beroriantasi ilmu pengetahuan, mereka bebas melakukan penelitian apa saja sesuka hati untuk memenuhi keingintahuannya dan menghasilkan hal baru dengan skala labolaratorium, tapi ahli teknik kimia (chemical engineer) berorientasi industri, mereka bekerja untuk perusahaan dan melakukan penelitian yang diarahkan langsung untuk tujuan jangka pendek yang sangat spesifik oleh perusahaan untuk memperbaiki produk yang tentu saja bekerja dengan skala besar.


Pekerjaan apa saja yang cocok untuk para ahli kimia…???


Sebagian orang mengira bahwa ahli kimia hanya bekerja di laboratorium, padahal ga cuma itu. Para ahli kimia juga bisa bekerja di berbagai tempat loh,,, di antaranya adalah:
  • Pengendali mutu. Ahli kimia menganalisis bahan mentah, bahan setengah jadi dan bahan jadi untuk memastikan bahan tersebut sudah memenuhi spesifikasi tertentu. Kebanyakan Ahli kimia juga memecahkan masalah yang terjadi dalam proses produksi.
  • Peneliti bidang industri. Ahli kimia dengan profesi ini melakukan pengujian fisika maupun kimia bahan, mengembangkan produk baru dan memperbaiki produk yang telah ada.
  • Ahli kimia Forensik. Ahli kimia ini menganalisa sampel yang diambil dari TKP, membentikan adanya narkoba atau bisa dihadirkan di pengadilan sebagai saksi ahli.
  • Ahli kimia Lingkungan. Ahli kimia ini bekerja di perusahaan pemurnian air, Organisasi perlindungan lingkungan, dan sejenisnya.
  • Pengawet karya seni dan benda bersejarah. Ahli kimia ini bekerja untuk mengawetkan karya seni bersejarah dan bekerja untuk mengetahui adanya pemalsuan karya seni.
  • Pendidik kimia. Ahli kimia yang bekerja sebagai pendidik bisa mengajarkan ilmu kimia di sekolah umum maupun universitas.
Itu hanya sebagian kecil dari profesi ahli kimia. Ahli kimia hampir terlibat di setiap aspek kehidupan masyarakat, karena ilmu kimia merupakan ilmu yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Kimia memberikan banyak masalah pada kita, tapi juga memberikan keuntungan yang besar. Kehidupan modern kita cukup kompleks. Kimia menjanjikan pemecahan banyak masalah yang dihadapi oleh masyarakat, sehingga membuat hidup lebih mudah dan berarti…


So, Be enjoy with Chemistry ^^




*berbagai sumber*
Continue Reading...>>