Spektroskopi massa adalah jenis lain metode elusidasi senyawa organik, di samping Resonansi Magnetik Inti (NMR), Inframerah (IR) dan Ultraviolet (UV) dengan yang dilakukan menggunakan spektrometer massa, sebuah alat yang mengubah molekul menjadi ion-ion, kemudian
memisahkan menurut rasio massa terhadap muatan (m/z) dan menentukan
jumlah relatif setiap ion yang ada (Hart, 2003). Sampel yang diukur dengan spektrometer
massa tumbukan elektron (IE) diubah dalam keadaan gas kemudian dibombardir
dengan elektron yang menyebabkan lepasnya sebuah elektron dari melekul itu dan
terbentuknya suatu ion molekul yang tidak stabil dan pecah menjadi fragmen yang
lebih kecil, baik berbentuk radikal bebas maupun ion-ion lain. Hanya fragmen
bermuatan positif yang terdeteksi oleh spektrometer massa (Fessenden, 1999).
Hasil pengukuran spektrometer massa
berupa spektrum massa yang merupakan alur kelimpahan relatif fragmen-fragmen
bermuatan positif terhadap massa per muatan ion (m/z) dari fragmen-fragmen
tersebut. Muatan ion dari kebanyakan partikel yang terdeteksi adalah +1,
sehingga nilai m/z sama dengan massa molekulnya (Fessenden, 1990).
Pecahnya suatu molekul atau ion menjadi fragmen-fragmennya tergantung pada
kerangka karbon dan gugus fungsi yang ada, sehingga struktur dan massa fragmen
memberikan petunjuk mengenai struktur induknya (Supratman, 2010).
Spektroskopi massa beresolusi tinggi (HRMS) adalah teknik pengukuran massa dari ion dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi sehingga dapat memberikan informasi massa relative yang sangat akurat, komposisi unsur dan isotop yang jelas. Unsur-unsur dapat diindentifikasi dengan metode ini karena massa atom monoisotop tidak merupakan bilangan bulat (McLafferty, 1988).
Spektroskopi massa beresolusi tinggi (HRMS) adalah teknik pengukuran massa dari ion dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi sehingga dapat memberikan informasi massa relative yang sangat akurat, komposisi unsur dan isotop yang jelas. Unsur-unsur dapat diindentifikasi dengan metode ini karena massa atom monoisotop tidak merupakan bilangan bulat (McLafferty, 1988).
Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (GC-MS) adalah gabungan dua teknik yang berfungsi untuk memisahkan dan sekaligus mengidentifikasi senyawa-senyawa organik volatil maupun semivolatil yang terdapat dalam suatu campuran. Analisa Kromatografi Gas dapat digunakan untuk sampel gas maupun cair, yang diinjeksikan ke dalam aliran gas inert sebagai fasa geraknya. Sampel kemudian dialirkan oleh gas pembawa menuju kolom kapiler, dimana komponen sampel akan terpisah berdasarkan kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan fasa gerak (gas pembawa) serta fasa diam (material penyusun kolom kapiler). Kolom kromatografi gas pada GC-MS dihubungkan langsung dengan spektrometer massa sebagai detektor (Settle, 1997).
Pengabungan antara kromatografi gas dan spektroskopi massa dapat memberikan informasi kualitatif maupun kuantitatif senyawa yang dianalisis. GC-MS merupakan metode yang cepat dan akurat untuk memisahkan sekaligus mengidentifikasi secara langsung komponen-komponen dalam suatu campuran. Selain itu, metode GC-MS juga bisa digunakan untuk menentukan konsentrasi komponen penyusun campuran dari luas puncak kromatogram massa yang diperoleh (Settle, 1997).
*Sumber:
- Fessenden, R. J., Fessenden, J. S., 1999, Kimia Organik, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta
- Hart, H., Leslie, E. C., dan David, J.H., 2003, Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat, Terjemahan Suminar Setiati Achmadi, Edisi Kesebelas, Penerbit Erlangga, Jakarta
- McLafferty, F. M., 1988, Interpretasi Spektra Massa, Terjemahan Hardjono Sastrohamidjojo, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
- Settle, F. A., 1997, Handbook of Instrumental Techniques for Analytical Chemistry, Prentice Hall, Inc., New Jersey
- Supratman, U., 2010, Elusidasi Struktur Senyawa Organik (Metode Spektroskopi untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik), Widya Pajajaran, Bandung
No comments:
Post a Comment