Ahlan Wa Sahlan... Semoga senantiasa memperoleh rahmat dari-NYA...

Tuesday, May 1, 2012

Al-Qur'an dan Teori Einstein


Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt, kepada NabiNya yang terakhir, Muhammad Saw, melalui malaikat Jibril as untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sampai akhir jaman. Sebagai kitab suci terakhir, Al-Qur'an bagaikan miniatur alam raya yang memuat segala disiplin ilmu, mulai ilmu fisika, astronomi, biologi hingga kedokteran semua bersumber pada Al-Qur’an.
Pada tahun 1990, Seorang ahli astrofisika Mesir, Dr. Mansour Hassab El-Naby, menemukan cara perhitungan nilai kecepatan cahaya dari kompilasi beberapa ayat Al-Qur’an, yang hasilnya diperoleh nilai yang paling mendekati harga sebenarnya, yaitu 299792,5 km/detik. Hal ini merupakan metode pembuktian Teori Einstein dengan menggunakan dalil Al-Qur'an.
 


Ayat manakah yang digunakan sebagai acuan El-Naby dalam membuktikan Teori Einstein??

 QS. Yunus: 5
“Dialah(Allah) yang menciptakan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya tempat-tempat bagi perjalanan bulan itu agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)”.

QS. Al Anbiya’: 33
“Dialah (Allah) yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar dalam garis edarnya”.

QS. As Sajadah: 5
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNYA dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu”.

Berdasarkan ayat-ayat di atas, terutama ayat terakhir (As Sajadah: 5) dapat disimpulkan bahwa:

Dalam hal ini “Sang urusan”yang dimaksud adalah malaikat/Nur/cahaya


Karena dalam ilmu fisika,


Maka simpulan dari ayat-ayat di atas secara matematis dapat ditulis sebagai:


 di mana: c = kecepatan “Sang urusan” (cahaya); 
t = waktu selama satu hari;
L = panjang rute edar bulan selama satu bulan

Panjang rute edar bulan selama satu bulan (L) adalah panjang kurva yang dibentuk oleh bulan selama melakukan revolusi pada sistem periode bulan sideris, yaitu sistem yang didasarkan pada pergerakan relative bulan dan matahari terhadap bintang dan alam semesta, di mana:
1 hari = 23 jam 56 menit 4,0906 detik 
      = 86164,0906 detik
1 bulan = 27,321661 hari

Perlu diketahui!!
Dalam bidang astronomi dikenal 2 sistem kalender bulan, yaitu sistem sideris sebagaimana yg disebutkan di atas, dan sistem sinodik, yaitu sistem yang didasarkan pada penampakan semu gerak bulan dan matahari bila dilihat dari bumi, di mana:
1 hari = 24 jam
1 bulan = 29,52059 hari
Akan tetapi perhitungan menggunakan sistem sideris akan menghasilkan nilai kecepatan cahaya yang lebih tepat, yang mendekati perhitungan nilai c yang sudah ada.

Sudut yang ditempuh bulan saat 1 sistem sideris adalah:


Lintasan bulan pada sistem sideris sampai mencapai revolusi penuh 360° tidak merupakan lingkaran maupun garis lurus, tetapi merupakan garis lengkung (kurva) yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:


di mana: v = kecepatan bulan; T = periode revolusi bulan (27,321661 hari)

panjang rute edar bulan selama satu bulan sistem sideris


Dalam astronomi, kecepatan bulan ada 2 macam, yaitu kecepatan relative terhadap bumi dan kecepatan relative terhadap bintang dan alam semesta.
1.  Kecepatan relative terhadap bumi


Di mana: R = jari-jari revolusi bulan (384,264 km); T = periode revolusi bulan (27,321661 hari/655,71986 jam)



2. Kecepatan relative terhadap bintang dan alam semesta


Jika dikembalikan pada persamaan awal,

c x t = 12000 x L
c x t = 12000 x (v x T)
c x t = 12000 x ((v* x cos α) x T)

diketahui:

t  = 86164,0906 detik
v* = 3682,07 km/jam
α  = 26,97848°
T  = 655,71986 jam

Maka,

c = 12000 x ((v* x cos α) x T) / t
  = 12000 x ((3682,07 km/jam x cos 26,97848°) x 655,71986 jam) / 86164,0906 detik
  = 299792,5 km/detik

Berdasarkan perhitungan Al-Qur’an, harga kecepatan cahaya (c) adalah 299792,5 km/detik. Untuk meyakinkan harga ini merupakan hasil perhitungan terbaik, coba bandingkan dengan perhitungan yang sudah pernah dilakukan selama ini:

Hasil Pengukuran Kecepatan Cahaya



Subhanallah… Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an benar-benar dapat dipakai acuan ilmu pengetahuan, sebagai wahyu yang harus dipelajari dan sebagai bukti bahwa kandungan ayat kauniyah Al-Qur’an benar adanya. Al-Qur'an dan ilmu pengetahuan (sains) pada dasarnya berjalan seimbang. Semoga ilmu pengetahuan ini menjadikan kita menjadi lebih dekat pada Sang Pencipta alam semesta. Amin…



*sumber:

El-Naby, M. H., 1990, A New Astronomical Quranic Method for The Determination of The Greatest Speed c [http://www.islamicity.org/Science/960703A.HTM]
Fix, J. D., 1995, Astronomy, Journey of The Cosmic Frontier, Mosby-Year Book, St Louis, Missouri
Wardhana, W. A., 2005, Melacak Teori Einstein dalam Al-Qur’an, Pustaka Pelajar, Yogyakarta


No comments:

Post a Comment