Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan
Allah Swt, kepada NabiNya yang terakhir, Muhammad Saw, melalui malaikat Jibril
as untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sampai akhir jaman. Sebagai
kitab suci terakhir, Al-Qur'an bagaikan miniatur alam raya yang memuat segala
disiplin ilmu, mulai ilmu fisika, astronomi, biologi hingga kedokteran semua
bersumber pada Al-Qur’an.
Pada tahun 1990, Seorang ahli astrofisika
Mesir, Dr. Mansour Hassab El-Naby, menemukan cara perhitungan nilai kecepatan
cahaya dari kompilasi beberapa ayat Al-Qur’an, yang hasilnya diperoleh nilai
yang paling mendekati harga sebenarnya, yaitu 299792,5 km/detik. Hal ini merupakan metode pembuktian Teori Einstein dengan menggunakan dalil Al-Qur'an.
Ayat manakah yang digunakan sebagai acuan El-Naby dalam membuktikan Teori Einstein??
QS. Yunus: 5
“Dialah(Allah) yang menciptakan matahari bersinar dan bulan
bercahaya dan ditetapkannya tempat-tempat bagi perjalanan bulan itu agar kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)”.
QS. Al Anbiya’: 33
“Dialah (Allah) yang menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing beredar dalam garis edarnya”.
QS. As Sajadah: 5
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadaNYA dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu”.
Berdasarkan ayat-ayat di atas,
terutama ayat terakhir (As Sajadah: 5) dapat disimpulkan bahwa:
Dalam hal ini “Sang urusan”yang dimaksud adalah malaikat/Nur/cahaya
Karena dalam ilmu fisika,
Maka simpulan dari ayat-ayat di
atas secara matematis dapat ditulis sebagai:
di
mana: c = kecepatan “Sang urusan” (cahaya);
t = waktu selama satu hari;
L =
panjang rute edar bulan selama satu bulan
Panjang rute edar bulan selama
satu bulan (L) adalah panjang kurva yang dibentuk oleh bulan selama melakukan
revolusi pada sistem periode bulan sideris,
yaitu sistem yang didasarkan pada pergerakan relative bulan dan matahari
terhadap bintang dan alam semesta, di mana:
1 hari =
23 jam 56 menit 4,0906 detik
= 86164,0906 detik
1 bulan =
27,321661 hari
Perlu diketahui!!
Dalam bidang astronomi dikenal 2
sistem kalender bulan, yaitu sistem
sideris sebagaimana yg disebutkan di atas, dan sistem sinodik, yaitu sistem yang didasarkan pada penampakan
semu gerak bulan dan matahari bila dilihat dari bumi, di mana:
1 hari =
24 jam
1 bulan =
29,52059 hari
Akan tetapi perhitungan
menggunakan sistem sideris
akan menghasilkan nilai kecepatan cahaya yang lebih tepat, yang mendekati
perhitungan nilai c yang sudah ada.
Sudut yang ditempuh bulan saat 1 sistem sideris adalah:
Lintasan bulan pada sistem sideris sampai mencapai
revolusi penuh 360° tidak merupakan lingkaran
maupun garis lurus, tetapi merupakan garis lengkung (kurva) yang secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut:
di
mana: v = kecepatan bulan; T = periode revolusi bulan (27,321661 hari)
panjang rute edar bulan selama satu bulan sistem sideris
Dalam astronomi, kecepatan bulan
ada 2 macam, yaitu kecepatan relative terhadap bumi dan kecepatan relative
terhadap bintang dan alam semesta.
1. Kecepatan relative terhadap bumi
Di
mana: R = jari-jari revolusi bulan (384,264 km); T = periode revolusi bulan
(27,321661 hari/655,71986 jam)
2. Kecepatan relative terhadap bintang dan alam semesta
Jika dikembalikan pada persamaan awal,
c x t = 12000 x L
c x t = 12000 x (v x T)
c x t = 12000 x ((v* x cos α) x T)
diketahui:
t = 86164,0906 detik
v* = 3682,07 km/jam
α
= 26,97848°
T = 655,71986 jam
Maka,
c =
12000 x ((v* x cos α) x T) / t
= 12000 x
((3682,07 km/jam x cos 26,97848°) x 655,71986 jam) / 86164,0906
detik
= 299792,5 km/detik
Berdasarkan perhitungan Al-Qur’an, harga kecepatan
cahaya (c) adalah 299792,5 km/detik. Untuk meyakinkan harga ini merupakan hasil
perhitungan terbaik, coba bandingkan dengan perhitungan yang sudah pernah
dilakukan selama ini:
Hasil Pengukuran Kecepatan Cahaya
Subhanallah… Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an
benar-benar dapat dipakai acuan ilmu pengetahuan, sebagai wahyu yang harus
dipelajari dan sebagai bukti bahwa kandungan ayat kauniyah Al-Qur’an benar
adanya. Al-Qur'an dan ilmu pengetahuan (sains) pada dasarnya berjalan seimbang. Semoga ilmu pengetahuan ini menjadikan kita menjadi lebih dekat pada Sang Pencipta alam semesta. Amin…
*sumber:
Al-Quran Online
[http://www.quran.insanislam.com]
El-Naby, M. H., 1990, A New
Astronomical Quranic Method for The Determination of The Greatest Speed c
[http://www.islamicity.org/Science/960703A.HTM]
Fix, J. D., 1995, Astronomy,
Journey of The Cosmic Frontier, Mosby-Year Book, St Louis, Missouri
Wardhana, W. A., 2005, Melacak
Teori Einstein dalam Al-Qur’an, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
No comments:
Post a Comment