Ahlan Wa Sahlan... Semoga senantiasa memperoleh rahmat dari-NYA...

Tuesday, May 15, 2012

My inspirator : ABI, Ayah yang luar biasa bagiku….


“Seorang Ayah lebih berharga dari pada 100 orang guru di sekolah (George Herbert)”


KANGEN, itulah kata yang tepat untuk melukiskan rasa rinduku padanya setelah 6 tahun aku ditinggalkan untuk selamanya (15 Mei 2006-15 Mei 2012). Sungguh beliau menjadi sesosok pria yang luar biasa bagiku dan keluargaku. Beliau dan ibuku menjadi guru pertamaku yang mengajarkanku banyak hal, terutama soal agama dan kehidupan. 
Aku bangga punya ayah sepertimu Abi… :-*


KISAH PERJALANAN HIDUP ABI


Moh. Baqir, begitulah nama kecil Abiku, putra ke-6 dari pasangan suami istri Mbah KH. Adelan dan Mbah Nyai Hj. Syofiyah, yang dilahirkan pada tanggal 30 Agustus 1934/19 Jumadil Awal 1354. Menurutku, Abi adalah sosok yang cerdas, mandiri dan berjiwa entrepreneur, ga kayak aku.

HIS EDUCATIONS

Abi memulai pendidikan pertamanya dengan belajar langsung dari Ibunda tercintanya, Mbah Hj. Nyai Shofiyah dan neneknya, Mbah Yut Nyai Aminah Sholeh, lalu pada pamannya, Mbah KH. Abdul Karim dan kemudian memperdalam bekal ilmu dasar dari Kakeknya, Mbah Yut KH. Musthofa Abdul Karim. Sejak usia tujuh tahun, Abi juga belajar di pendidikan formal, Madrasah TarbiyatutTholabah Kranji yang dipimpin oleh pamannya, Mbah KH. Abdul karim Musthofa selama empat tahun, yang kemudian melanjutkan pendidikannya di Madrasah Muallimin Desa Tunggul Paciran pada tahun 1940-1944 di bawah pimpinan ulama pejuang, Mbah KH. Muhammad Amin Musthofa. Dari Madrasah Muallimin Tunggul paciran inilah, Abi mulai dipercaya untuk mencoba menularkan ilmunya kepada masyarakat sejak berusia 14 tahun.
Namun karena dirasa bekalnya belum mumpuni, maka beliau kemudian melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang pada tahun 1952, yang saat itu diasuh oleh KH. Abdul Jalil. Sejak di Tambakberas,  jiwa kewirausahaan Abi mulai tumbuh. Karena ingin mandiri, setelah menamatkan sekolahnya, beliau pun pindah dari asrama dan tinggal di Desa Bulak sembari tetap mengaji di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas. Di Desa ini, beliau memulai menjalani usaha kecil-kecilan berupa jual-beli hasil bumi penduduk di desa-desa sekitarnya. Hasil usahanya ini bahkan telah dapat digunakan untuk membantu orang tuanya membiayai pendidikan adik-adiknya. Setahun kemudian beliau meneruskan pendidikannya dengan belajar kepada KH. Bisri Sansuri di Pesantren Manbaul Ma’arif Denanyar Jombang selama empat tahun. Selain mengaji, Abi yang telah menjadi seorang ustadz muda, juga turut dipercaya untuk membantu mengajar di pesantren Manbaul Ma’arif.

HIS DEDICATIONS

Karena Pesantren Tarbiyatut Thalabah yang diasuh keluarga membutuhkan sumber daya manusia (SDM), Abi kemudian menerima surat panggilan pulang untuk mengabdi ke kampung halaman. Sepeninggal Mbah Yut KH. Musthofa (kakek Abi), kepemimpinan pesantren diserahkan kepada menantunya, Mbah KH. Adelan Abdul Qodir (ayah Abi) hingga beliau wafat pada tahun 1976. Dengan demikian, Abilah yang kemudian diberi amanah untuk memimpin Pesantren Tarbiyatut Tholabah.
Karena amanah itu, Abi mulai menumpahkan seluruh kehidupannya untuk mengabdi kepada masyarakat melalui jalur pendidikan keagamaan (pesantren). Namun hal ini bukan berarti membuatnya meninggalkan dunia yang telah dirintisnya dari awal, yakni dunia bisnis. Toh, sebagai seorang pengasuh pesantren kemandirian pribadinya tetap terlihat, hal ini terbukti bahwa sebagai seorang pengasuh pesantren, Abi masih selalu menyempatkan diri untuk mencuci sendiri baju-bajunya. Kepeduliannya kepada kehidupan keseharian santri diwujudkan dalam didikannya untuk terjun langsung membangunkan para santri ketika subuh dan memantau satu persatu perkembangan para santrinya, serta secara rutin mengunjungi kantor-kantor lembaga yang dipimpinnya agar para santri tetap dapat mengikuti sekolah dengan baik. Abi kemudian berusaha mengembangkan bisnisnya untuk menunjang pembiayaan pesantren yang diasuhnya, di antaranya dengan membentuk forum silaturrahim berbungkus arisan bagi masyarakat dalam rangka menjaga keharmonisan hubungan antara pesantren dengan masyarakat. Kegiatan ini diikuti leh seluruh nelayan di wilayah pesisir utara Lamongan. Kesempatan ini, bagi Abi dapat berfungsi ganda, yakni sebagai media dakwah sekaligus mengembangkan jaringan bisnis di antara sasama nelayan dan warga pesantren.
Semakin bertambah usianya, semakin banyak pengalaman hidupnya, dan berkembang pula naluri bisnis yang telah diasahnya sejak kecil. Abi melebarkan sayap usahanya dengan membuka pelayanan pemesanan kitab-kitab bagi madrasah di lingkungan LP Ma’arif Kortan Paciran pada tahun 1958-1975 M.
Kelihaiannya berbisnis semakin tampak tatkala beliau melakukan ekspansi dagang di bidang kayu jati. Pada mulanya memang hanya untuk menyediakan bahan baku bagi pembuatan bangku-bangku dan peralatan sekolah. Namun usaha ini kemudian terus berkembang hingga pada tahun 1975 berdirilah usaha meubeler bernama UD. Barokah Sejati yang bergerak di bidang penyediaan kayu jati sebagai bahan baku pembuatan perahu nelayan. Beberapa tahun kemudian, selain sebagai ulama pengasuh pesantren, Abi juga terkenal sebagai pengusaha kayu. Terutama ketika kemudian, mertuanya (kakekku), Mbah H. Mas’ud, memiliki ide kontroversial, yakni menginginkan agar Abi mengembangkan pembuatan jenis perahu baru bagi nelayan setempat. Sebuah model perahu nelayan semi modern sebagai produk baru usaha dagangnya. Sebuah perahu bermesin tempel dan bergardan untuk menarik pukat di bagian belakang.
Awalnya ide ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, karena selama ini para nelayan setempat hanya menggunakan perahu tradisional untuk mencarai nafkah. Masyarakat menganggap bahwa perahu model baru tersebut hanyalah sebuah usaha yang sia-sia. Namun anggapan ini tidaklah membuat Abi surut dan mengurungkan niat. Beliau tetap teguh meneruskan usahanya, hingga akhirnya kegigihannya berbuah. Kini hampir semua nelayan di pesisir Lamongan menggunakan perahu jenis ini. UD. Barokah sejati yang dirintisnya pun semakin berkembang dan tentu saja sebagian labanya digunakan untuk mengembangkan Pesantren Tarbiyatut Tholabah  yang terus berkembang.

HIS BUSINESS CONCEPTS

Dalam mengembangkan usaha yang dirintisnya dari kecil hingga menjadi sebuah usaha besar ini, Abi memiliki beberapa prinsip yang terus dipegang dan dijalankannya sebagai sebuah idealisme usaha.
Pertama, realistis, yakni hanya mengerjakan pekerjaan sebatas kemampuan keuangan perusahanaan dan order yang diterima. Bila menerima pesanan yang tidak mampu dijalankan maka perusahaan akan menolak order ini.
Kedua, amanah dan konsisten, dengan memberlakukan harga tetap sesuai kesepakatan awal meskipun harga bahan baku ternyata naik di tengah-tengah pengerjaan order. UD. Barokah Sejati juga senantiasa menjaga kualitas barang produksinya,menjaga kualitas pekerjaan para karyawannya sehingga tidak mengecewakan pelanggan.
Ketiga, hati-hati, teliti dan berani, perjanjian-perjanjian kontrak jual beli disesuaikan dengan aturan-aturan yang berlaku dalam hukum fikih. Karena pengalamannya yang matang, Abi adalah seorang yang sangat teliti dalam menaksir harga-harga bahan baku dan biaya pembuatan sebelum menaksir biaya pemesanan yang harus dibayarkan oleh klien/konsumen. Di sisi lain UD. Barokah Sejati tidak pernah minder untuk bersaing dalam memenangkan tender lelang berhadapan dengan badan usaha-badan usaha lain yang lebih besar.
Keempat, adil dan kooperatif, dengan menyelesaikan pesanan sesua waktu yang disepakati. Selalu mendahulukan pengerjaan order yang lebih dahulu disepakati meskipun ada lagi order yang lebih tinggi nilainya, dan bahkan jika meninggalkan deposit (uang muka) lebih besar dari yang terdahulu.

 HIS POSITIONS

Selain mengasuh pesantren dan menjalankan usaha dagangnya, Abi juga aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan, terutama organisasi NU di wilayahnya. Tercatat Beliau adalah salah satu pelopor berdirinya NU di tengah semakin menguatnya hegemoni Masyumi di wilayah Paciran pada tahun 1965, beliau juga dipercaya untuk mengemban amanat di antaranya sebagai:
 §  Ketua Kortan Ma’arif MWC NU Paciran (1967-1975).
 §  Wakil Rois Suriah PCNU Lamongan (1982-1992).
 §  Rois Suriah PCNU Lamongan (1992-2002).
 §  Mustasyar PCNU Lamongan (2002-2005).
 §  A’wan Suriyah PWNU  Jawa Timur sejak 1993.
 §  Ketua Suriah PCNU Lamongan (2005 hingga meninggal).
 §  Ketua MUI Lamongan,
 §  Penasehat BAZIS Lamongan
 §  dan jabatan-jabatan kehormatan lainnya.

 HIS DAILY ACTIVITIES

Dalam mengasuh pesantren dan menjalankan Bisnisnya, Abi tidak pernah meninggalkan sholat dhuha dan sholat tahajjud, kecuali ketika bepergian. Istiqomah menjadi imam di Masjid al-Ihsan atau berjamaah dengan keluarganya. Rutin membaca kitab Tafsir Jalalain selepas sholat ashar di hadapan para santri putra dan selepas sholat maghrib di hadapan santri putri dengan harapan dapat mengkhatamkan kitab tersebut setiap tiga tahun sekali. Sementara kedekatan spiritualnya dengan masyarakat ditandai dengan pembacaan kitab Ibanatul Ahkam (Syarh Bulughul Maram) dan kitab Majalisus Saniyah setiap malam selasa ba’dal Isya’ di masjid, serta dalam banyak kesempatan selalu berusaha mengayomi dan memberikan tausiyah kepada masyarakat. Baginya, Istiqomah adalah jalan menuju kesuksesan, sesuai mottonya:

 حيثما تستقم يقدر لك الله نجاحا في غابر الازمان

“Di mana Kamu beristiqomah, maka di situ Allah akan mentakdirkan kesuksesan di sepanjang zaman”.

 


HIS CREATIONS

Abi memiliki kepedulian yang sangat intens terhadap pelajaran-pelajaran para santri. Terbukti, di tengah-tengah kesibukannnya mengembangkan bisnis, berorganisasi dan mengayomi masyarakat, beliau masih sempat membuahkan beberapa karya tulis, meskipun hanya digunakan di tingkat lokal. Di antara kitab-kitab karyanya adalah,
1.      Attaysiir Wattabyiin Limaqoosidi Alfiyah ibni Malik yang dikerjakannya sejak tahun 1958. Kitab ini berisi penjelasan yang memudahkan para santri untuk memahami maksud nadhom-nadhom dalam Alfiyah ibnu Malik.
2.      Sarah Asma’ul Husna, menguraikan makna yang terkandung dalam Asmaul Husna (99 Asma Allah) dengan menukil pendapat para ulama besar.
3.      Tashilul Mubtadi’ fi Ilminnahwil ’Imrithi yang ditujukan untuk mempermudah para santri mempelajari gramatika dasar bahsa Arab. Kitab Imrithi adalah kitab standar dasar pelajaran gramatika Arab di pesantren-pesantren Jawa.
4.      Khasyiyah Uqdatul f Farid fi ’Ilmil Faraidh, karya ini menunjukkan bahwa beliau adalah sosok ulama yang mumpuni. Banyak ulama di Jawa yang meyakini bahwa ilmu faraidh (ilmu pembagian harta waris menurut syariat Islam) adalah ilmu langka yang hanya dikuasai secara mumpuni oleh ulama-ulama khusus saja.

Setelah mengarungi sedemikian banyak kisah perjalanan hidup hingga tuntas memberangkatkan haji kesembilan putra-putrinya, Abi berpulang ke rahmatullah pada hari Senin tanggal 15 Mei 2006 pukul 12.00 WIB. Karena dikenal luas oleh masyarakat, pada hari Selasa, 16 Mei 2006, ribuan orang membanjiri halaman Pesantren Tarbiyatut Tholabah untuk mendoakan dan mengantarkan ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Terima kasih atas jasamu Abi…
Semoga engkau tenang di sana…

Berharap dipertemukan dengan sosok sepertimu sebagai teman hidupku nanti… ^^

  

5 comments:

  1. Amiin..
    Insya Allah nil, beliau sedang berada di dekatNya sekarang.. :)

    ReplyDelete
  2. :-)
    Amin...
    makasiii ya nidd,,, :-*

    ReplyDelete
  3. Subhanallah dek.. semoga segera dipertemukan ;)

    ReplyDelete
  4. Aamiin Yaa Mujiibas Saailiin.... Lahul fatihah..
    motto beliau Neng yang (masih) sulit untuk kulakukan, Neng..

    ReplyDelete
  5. Izin ikut motto hidup abah Yai njih Ning 🙏. Mugi saget Istiqomah..

    Izin juga copas tulisan mottonya 🙏🙏

    ReplyDelete